Sampah digital? Dulu saya juga berpikir begitu,, internet kaya Bantar Gebang,,(bisa liat: http://atmi26pertiwi.wordpress.com/2010/08/28/dialog-1/)-->hihiii,,blog jadul. Tapi, saya pikir, sampah hari ini berarti lebih residu. Sampah udah bisa jadi uang (tring2,, $__$). Sampah sudah membuat manusia berpikir bagaimana memberdayakan, menelurkan mimpi zero waste, Sukunan bersemi, Swedia tersohor, melahirkan Klassamirza, Dzakka Collections, menemukan biogas, dan produk kreatif lainnya.
Jadi, di dunia ini sebenarnya gak ada sampah (wedeww!). Konsep sampah harus diganti sudut pandangnya: sampah adalah sesuatu yang belum diketahui kegunaannya. Itu baru sampah dunia nyata yang jelas2 bau, bisa jadi induk penyakit. Apalagi sampah dunia maya yang gak sita banyak tempat di jaringan web yang kayanya gak terbatas. Jadi, ide apapun yang kamu punya, lempar aja ke dunia imaginasi ini. kamu gak tau apa yang kamu tulis, kamu pikir gak penting, bisa jadi bahan daur ulang buat orang lain dalam situasi yang lain. Menulislah! (self-talk,hihee..^^)
Di sisi dunia yang lain, ada hal-hal, barang-barang yang kita pandang sempurna, kita pajang di etalase-etalase, mereka adalah produk utama,, tapi hakikatnya merekalah sampah. Mereka sampah karena tak ada yang bisa memanfaatkan mereka, mereka jauh dari jangkauan. Kalau itu tulisan, mereka dirangkai dengan aksara2 yang membuat kita merasa beda dunia, tidak berdaya untuk mengaplikasikannya.. (deuu,,harus segera tobat karena ngiri sama org2 yg nulis dgn bahasa2 esoteris,,hahah!)